Wednesday, 6 January 2016

Belajar Bisnis dan Berdagang Cara Nabi Muhammad SAW



BELAJAR BISNIS DAN BERDAGANG CARA NABI MUHAMMAD SAW
Nabi Muhammad SAW tercatat dalam sejarah adalah pembawa kemaslahatan dan kebaikan yang tiada bandingan untuk seluruh umat manusia. Bagaimana tidak karena Rasulullah SAW telah membuka zaman baru dalam pembangunan peradaban dunia. Beliaulah adalah tokoh yang paling sukses dalam bidang agama (sebagai Rasul) sekaligus dalam bidang duniawi (sebagai pemimpin negara dan peletak dasar peradaban Islam yang gemilang selama 1000 tahun berikutnya).
Kesuksesan Rasulullah SAW itu sudah banyak dibahas dan diulas oleh para ahli sejarah Islam maupun Barat. Namun ada salah satu sisi Muhammad SAW ternyata jarang dibahas dan kurang mendapat perhatian oleh para ahli sejarah maupun agama yaitu sisinya sebagai seorang pebisnis ulung. Padahal manajemen bisnis yang dijalankan Rasulullah SAW hingga kini maupun di masa mendatang akan selalu relevan diterapkan dalam bisnis modern. Setelah kakeknya yang merawat Muhammad SAW sejak bayi wafat, seorang pamannya yang bernama Abu Thalib lalu memeliharanya.
Abu Thalib yang sangat menyayangi Muhammad SAW sebagaimana anaknya sendiri adalah seorang pedagang. Sang paman kemudian mengajari Rasulullah SAW cara-cara berdagang (berbisnis) dan bahkan mengajaknya pergi bersama untuk berdagang meninggalkan negerinya (Makkah) ke negeri Syam (yang kini dikenal sebagai Suriah) pada saat Rasulullah SAW baru berusia 12 tahun. Tidak heran jika beliau telah pandai berdagang sejak berusia belasan tahun. Kesuksesan Rasulullah SAW dalam berbisnis tidak terlepas dari kejujuran yang mendarah daging dalam sosoknya.
Kejujuran itulah telah diakui oleh penduduk Makkah sehingga beliau digelari Al Shiddiq. Selain itu, Muhammad SAW juga dikenal sangat teguh memegang kepercayaan (amanah) dan tidak pernah sekali-kali mengkhianati kepercayaan itu. Tidak heran jika beliau juga mendapat julukan Al Amin (Terpercaya). Menurut sejarah, telah tercatat bahwa Muhammad SAW melakukan lawatan bisnis ke luar negeri sebanyak 6 kali diantaranya ke Syam (Suriah), Bahrain, Yordania dan Yaman. Dalam semua lawatan bisnis, Muhammad selalu mendapatkan kesuksesan besar dan tidak pernah mendapatkan kerugian.
Lima dari semua lawatan bisnis itu dilakukan oleh beliau atas nama seorang wanita pebisnis terkemuka Makkah yang bernama Khadijah binti Khuwailid. Khadijah yang kelak menjadi istri Muhammad SAW, telah lama mendengar reputasi Muhammad sebagai pebisnis ulung yang jujur dan teguh memegang amanah. Lantaran itulah, Khadijah lalu merekrut Muhammad sebagai manajer bisnisnya. Kurang lebih selama 20 tahun sebelum diangkat menjadi Nabi pada usia 40 tahun, Muhammad mengembangkan bisnis Khadijah sehingga sangat maju pesat. Boleh dikatakan bisnis yang dilakukan Muhammad dan Khadijah (yang menikahinya pada saat beliau berusia 25 tahun) hingga pada saat pengangkatan kenabian Muhammad adalah bisnis konglomerat.
Pola manajemen bisnis apa yang dijalankan Muhammad SAW sehingga bisnis junjungan kita itu mendapatkan kesuksesan spektakuler pada zamannya ? Ternyata jauh sebelum para ahli bisnis modern seperti Frederick W. Taylor dan Henry Fayol pada abad ke-19 mengangkat prinsip manajemen sebagai sebuah disiplin ilmu, ternyata Rasulullah SAW telah mengimplementasikan nilai-nilai manajemen modern dalam kehidupan dan praktek bisnis yang mendahului masanya. Berdasarkan prinsip-prinsip manajemen modern, Rasulullah SAW telah dengan sangat baik mengelola proses, transaksi, dan hubungan bisnis dengan seluruh elemen bisnis serta pihak yang terlihat di dalamnya.
Seperti dikatakan oleh Prof. Aflazul Rahman dalam bukunya “Muhammad: A Trader” bahwa Rasulullah SAW adalah pebisnis yang jujur dan adil dalam membuat perjanjian bisnis. Ia tidak pernah membuat para pelanggannya mengeluh. Dia sering menjaga janjinya dan menyerahkan barang-barang yang dipesan dengan tepat waktu. Muhammad SAW pun senantiasa menunjukkan rasa tanggung jawab yang besar dan integritas yang tinggi dalam berbisnis. Dengan kata lain, beliau melaksanakan prinsip manajemen bisnis modern yaitu kepuasan pelanggan (customer satisfaction), pelayanan yang unggul (service exellence), kemampuan, efisiensi, transparansi (kejujuran), persaingan yang sehat dan kompetitif. Dalam menjalankan bisnis, Muhammad SAW selalu melaksanakan prinsip kejujuran (transparasi). Ketika sedang berbisnis, beliau selalu jujur dalam menjelaskan keunggulan dan kelemahan produk yang dijualnya.
Ternyata prinsip transparasi beliau itu menjadi pemasaran yang efektif untuk menarik para pelanggan. Beliau juga mencintai para pelanggannya seperti mencintai dirinya sehingga selalu melayani mereka dengan sepenuh hatinya (melakukan service exellence) dan selalu membuat mereka puas atas layanan beliau (melakukan prinsip customer satisfaction).
Dalam melakukan bisnisnya, Muhammad SAW tidak pernah mengambil margin keuntungan sangat tinggi seperti yang biasa dilakukan para pebisnis lainnya pada masanya. Beliau hanya mengambil margin keuntungan secukupnya saja dalam menjual produknya.Ternyata kiat mengambil margin keuntungan yang dilakukan beliau sangat efektif, semua barang yang dijualnya selalu laku dibeli Orang-orang lebih suka membeli barang-barang jualan Muhammad daripada pedagang lain karena bisa mendapatkan harga lebih murah dan berkualitas. Dalam hal ini, beliau melakukan prinsip persaingan sehat dan kompetitif yang mendorong bisnis semakin efisien dan efektif.
Boleh dikatakan Rasulullah SAW adalah pelopor bisnis yang berdasarkan prinsip kejujuran, transaksi bisnis yang adil dan sehat. Beliau juga tidak segan mensosialisasikan prinsip-prinsip bisnisnya dalam bentuk edukasi dan pernyataan tegas kepada para pebisnis lainnya. Ketika menjadi kepala negara, Rasulullah SAW mentransformasikan prinsip-prinsip bisnisnya menjadi pokok-pokok hukum. Berdasarkan hal itu, beliau melakukan penegakan hukum pada para pebisnis yang nakal. Beliau pula yang memperkenalkan asas “Facta Sur Servanda” yang kita kenal sebagai asas utama dalam hukum perdata dan perjanjian. Di tangan para pihaklah terdapat kekuasaan tertinggi untuk melakukan transaksi bisnis yang dibangun atas dasar saling setuju.
Ketika Nabi Muhammad SAW, berusia 25 tahun, sebelum diangkat menjadi seorang nabi dan rasul, beliau pernah menjalankan perniagaan bersama Siti Khadijah ke negeri Syam. Pada waktu berdagang, ia ditemani oleh Maisarah, budak Siti Khadijah.
Tips Berdagang Cara Nabi muhammad SAW
  • Kejujuran
  • keramahan
  • sopan santun yang ditunjukan oleh pemuda Muhammad dalam berdagang membuat kagum Maisarah.
  • Misalnya jika barang dagangannya dijual jelek maka dikatakan jelek. Begitu pun sebaliknya, jika barang-barang itu baik dikatakan baik. Beliau tidak menyembunyikan barang-barang yang jelek di balik barang-barang yang baik.
  • Harga yang ditawarkan kepada pembeli sesuai dengan yang disepakati Siti Khadijah. Ia tidak mengambil untung diluar yang disepakati. Oleh karena itu, banyak pembeli yang terkesan dan tertarik cara berdagang beliau.
Keluhuran sifat beliau ini kemudian diceritakan oleh Maisarah kepada majikannya. Khadijah pun merasa kagum dan terkesan dengan sifat-sifat Nabi Muhammad SAW. Maka hubungan perdagangan antara keduanya berlanjut ke jenjang perkawinan.
Nabi Muhammad SAW  ketika berniaga tidak hanya sekadar melakukan berbagai transaksi,tetapi juga beliau telah mempraktikkan dengan sempurna mengenai tata cara untuk merebut mind share ,market share serta heart share dengan tanpa merugikan pihak pihak lainnya.Hal tersebut dibuktikan  dengan kemampuan Nabi Muhammad SAW   dalam memposisikan dirinya pada semua segmen pasar bisnis yang ditujunya.Segmentasikan yang dilakukan Nabi Muhammad SAW sebelum melakukan perdagangan yang bukan hanya sebatas faktor geografis dan demografis belaka itu,tetapi juga menyentuh faktor faktor psikologis  dan individu sebagai segmen pasar terkecil.Kehebatan Nabi Muhammad SAW  yang membawa  risalah Ilahi terakhir untuk menyempurnakan risalah risalah utusan Allah sebelumnya itu, dalam membentuk  dan konsistensinya untuk menjaga differensiasi dengan yang lain,kiat kiat strategi  bernegosiasi  hingga keterbukaan dalam bertransasksi menunjukkan kemampuan beliau   dalam merebut market share dari konsumen.Kemurahan hati(heart share) yang senantiasa menjadi perhatian para marketer(pemasar)di zaman modern sekarang ini juga telah menjadi perhatian  dan dipraktikkan dengan sangat  baik oleh Nabi Muhammad SAW .
Pada aktifitas pemasaran modern yang senantiasa  terkait dengan tujuan akhir hanya bisa dicapai dengan penguasaan heart share adalah kesetiaan relasi atau konsumen.Namun seberapa setia  seseorang pelanggan setelah kita melakuan sebuah strategi pemasaran yang lengkap  itu,masih terkait juga dengan seberapa menariknya suatu nilai tambah yang tersedia .Karena pengadaan nilai tambah bersaman pengalaman berbelanja menjadi salah satu solusi yang tepat guna  dalam kontek mempertahankan kesetiaan para pelanggan.Dalam hal ini Nabi Muhammad SAW tidak hanya mampu menciptakan pelanggan  yang setianya(loyalty customer)  saja,tetapi beliau juga mampu menciptakan serta menumbuhkan pelanggan yang percaya (trusty customer) dengan memamfaatkan formula  kejujuran,keikhlasan,silaturrahmi, dan bermurah hati yang merupakan inti dari strategi bisnis pemasaran yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW  .Sehingga pada tahapan tersebut  saja ,Nabi Muhammad  SAW tidak hanya mampu mengungguli heart share(bermurah hati) dari konsumen,tetapi beliau juga jauh telah memenangkan soul share dari pelanggan.
Rasulullah menyadari  sepenuhnya bahwa marketing yang sesungguhnya bukan hanya sebatas produk  atau service(layanan),tetapi lebih pada muatan emosi yang terkandung .Dan sikap jujur merupakan inti dari nilai tambah tersebut dan pengalam lebih yang akan ditawarkan.Sebaik apapun nilai yang coba ditawarkan kepada konsumen sekiranya kita sendiri tidak jujur akan menjadi usaha yang sia sia belaka,sehingga apapun yang ditawarkan selanjutnya kepada konsumen atau pelanggan tidak akan diterima ,dan untuk memulihkannya meraih keperpercayaan akan membutuhkan waktu yang relatif lama.Kata pepatah leluhur kita bahwa:sekali saja kita berbohong,orang sekampung enggak percaya.
Sebelum  Nabi Muhammad SAW memulai kariernya  sebagai pengusaha ,memang beliau sudah sangat lama dikenal sebagai seorang  yang  dapat dipercaya  oleh berbagai kalangan masyarakat .Dan setelah Nabi Muhammad SAW  melakukan perniagaan sikap sikap  tersebut tidak berkurang sedikitpun .Sikap jujur yang  sesungguhnya menjadi dasar kegiatan dan ucapan Nabi Muhammad SAW secara otomatis membuahkan suatu  kepercayaan  jangka panjang dari semua orang  yang berinteraksi dengan beliau, baik dalam hal bisnis maupun dalam kehidupan sehari hari.Dalam kontek ini Nabi Muhammad SAW berhasil memperkenalkan serta mengaplikannya  konsep konsep bisnis  sesuai  suruhan Ilahi   dalam kehidupan umat islam secara kongkrit waktu itu.  Sabda beliau dalam sebuah hadist :yang terbaik    dari kalian(manusia)adalah yang tidak mengabaikan dunia demi mengejar hari akhir,atau yang mengejar hari akhir demi dunia ini dan tidak menjadi beban bagi orang lain.Oleh sebab itu bagi umat islam   harus berusaha  secara optimal supaya tidak menjadi beban bagi orang orang  lain, karenanya setelah selesai mengerjakan sesuatu pekerjaan segera pula mengerjakan yang lain .

No comments :

Post a Comment